• Memperkenalkan Bayi Baru Kepada Si Tiga Tahun



    Meskipun membahagiakan, keberadaan bayi baru dalam keluarga biasanya memang menimbulkan kehebohan, bukan hanya bagi Anda sebagai orang tua, tapi juga bagi anak-anak yang lebih tua. Dunia anak Anda akan berubah karena ia perlu berlajar membagi perhatian Anda serta bersabar karena adik bayilah yang mendapatkan urutan pertama perhatian.

    Si tiga tahun akan menangani hal ini lebih baik jika Anda melibatkannya selama kehamilan Anda. Misalnya, mintalah ia untuk memilih nama, biarkan ia merasakan bayi bergerak, dan melibatkannya ketika mempersiapkan kamar bayi. Saat bayi lahir, si tiga tahun tidak akan merasa terabaikan jika ia juga menerima kado atau mendapat sebuah hadiah “dari sang bayi”. Berikan sebuah boneka untuk dirawat si tiga tahun supaya ia bisa meniru Anda saat memandikan dan merawat bayi. Hal tersebut memberikan Anda kesempatan untuk tetap dekat dengan si kakak meskipun tengah sibuk merawat sang bayi. Untuk membantu anak Anda membiasakan diri dengan kedatangan adiknya:
    Menjaga Rutinitas Untuk menghindari kericuhan, sebisa mungkin usahakanlah agar rutinitas serta waktu bepergian tetap sama seperti sebelum si bayi lahir. Anak-anak akan merasa lebih tenang jika segala sesuatunya tidak berubah.
    Menghadapi Sedikit Kemunduran Besiap-siaplah terhadap kemunduran sikap si tiga tahun yang akan berperilaku seperti bayi, seperti meminta minum dalam botol. Bersikaplah simpatik terhadap perubahan tingkah laku ini karena ini merupakan caranya memberi tahu Anda bahwa ia juga memiliki kebutuhan dan ingin dilibatkan. Anda akan menyadari bahwa perilaku ini akan lewat saat rutinitas biasa sudah kembali berjalan.
    Luangkan Waktu Untuknya Si tiga tahun akan tahu bahwa ia masih punya tempat khusus di hati Anda jika ia memiliki waktu yang penuh kasih berduaan saja dengan Anda. Jadi, luangkan waktu untuknya setiap hari.

    Apabila rumah Anda tidak memiliki banyak ruang, maka anak-anak dapat berbagi kamar tidur. Mungkin hal ini akan menimbulkan beberapa masalah, tapi berbagi kamar dapat membangun kedekatan antarsaudara kandung jika perseteruan soal suara berisik dan daerah kekuasaan teratasi dengan baik.
    Tip jitu berbagi kamar: 
    1. Berbagi kamar akan berhasil jika setiap anak memiliki arean sendiri yang jelas. Dekorasi area masing-masing anak sesuai dengan selera, barang, warna, tema, poster, dan mainan masing-masing, tapi pastikan mereka mau berbagi area lantai untuk bermain.

    2. Jadikan menjaga kerapian kamar sebagai tanggung jawab bersama. Si tiga tahun sudah mampu membantu Anda untuk menyimpan mainannya.

    3. Jika si tiga tahun berbagi kamar dengan saudara yang lebih tua, tetapkan beberapa aturan bagi si sulung, seperti tidak melakukan keributan saat yang satunya tidur, dan menyimpan barang-barangnya di areanya sendiri.

    4. Hindari masalah kerusakan barang yang tidak disengaja dengan memastikan barang-barang berharga milik si sulung tidak dapat dijangkau adiknya.

    Anda mungkin khawatir perbedaan waktu tidur atau bangun malam antara kedua anak akan membuat membuat mereka saling terjaga. Namun, sebagian besar anak, apabila telah tertidur lelap, tidak terganggu oleh suara keras sekalipun. Ada baiknya jika rumah Anda tidak terlalu sunyi sehingga anak akan terbiasa mengabaikan suara-suara. Ini memudahkan mereka untuk tetap tertidur di tengah keributan malam hari. 

    WAKTUYANG BERHARGA  Memang tidak selalu mudah menyisihkan waktu untuk bermain. Tetapi, waktu yang dikhusukan bagi si kecil dan minatnya merupakan cara yang ampuh untuk menunjukkan bahwa Anda menyayanginya. 

    Waktu Keluarga 
    Anak-anak akan mengalami kemajuan pesat jika menjadi bagian dari keluarga yang memiliki waktu bersama. Hampir seterngah dari mereka hanya emnghabiskan kurang lebih satu jam bersama anak-anaknya setiap hari.


    Menurut survey terbaru, banyak keluarga semakin sedikit memiliki waktu bersama. Hampir setengah dari mereka hanya menghabiskan kurang lebih satu jam bersama anak-anaknya setiap hari. Pada orang tua mengatakan bahwa pekerjaan dan teknologi, seperti menonton TV dan bermain video game, sering kali menjadi penghalang waktu keluarga. Memang diperlukan dorongan yang kuat untuk meluangkan waktu buat keluarga di tengah-tengah kesibukan tugas harian, tempat penitipan anak, dan kerja. Namun demikian, 72 persen orang tua ingin menghasbiskan lebih banyak waktunya untuk aktif sebagai keluarga. Melewatkan waktu bersama keluarga memang bisa membuat Anda merasa lebih tenang. Sebuah penelitian terbaru menunjukkan 86 persen orang tua mengakui waktu keluarga membuat mereka merasa lebih bahagia dan akrab.


    Perhatikan keluarga Anda sendiri dan nilailah bagaimana kalian menghabiskan waktu senggang bersama. Kegiatan yang Anda lakukan bersama tidak perlu yang rumit ataupun mahal. Justru kegiatan-kegiatan sederhana dan sehari-harilah yang mampu menciptakan masa-masa bahagia. Entah itu makan bersama, bermain air sambil mencuci mobil, atau saling membantu membersihkan kandang kelinci, anak-anak memperoleh kualitas serta kuantitas waktu keluarga jika kebersamaan ini dijadikan bagian dari rutinitas harian. Apakah Anda orang tua tunggal, hanya memiliki sedikit waktu karena bekerja shift, atau membagi hak asuh anak karena telah bercerai, waktu keluarga adalah hal yang penting.

    “Ketika seluruh anggota keluarga menghabiskan waktu bersama, mereka menciptakan sebuah identitas bersama sekaligus menyimpan kenangan yang indah; sebuah landasan untuk membantu anak-anak memiliki konsep tentang siapa mereka dan perasaan memiliki.”

    Tetap Tenang
    Menjadi orang tua memang bukan hal yang mudah dan terkadang menguji kesabaran Anda. Supaya tetap tenang:

    1. Hitunglah pelan hingga 20, lalu tanyakan diri sendiri, “Apakah saya sudah tenang?” Jika jawabannya “Tidak”, teruskan menghitung.
    2. Tariklah napas dua kali, lemaskan otot pundak, dan guncangkan kedua tangan untuk melepas ketegangan. Anda akan merasa tubuh mulai rileks.
    3. Lihatlah foto-foto saat anak masih bayi dan munculkan kembali kasih saying Anda terhadapnya saat ia bayi.
    4. Teleponlah seorang teman dan curahkan perasaan Anda. Ini akan membantu Anda untuk lebih fokus dan mencari solusi.
    5. Pastikan anak Anda dalam keadaan aman, lalu beranjaklah pergi, misalnya berjalan ke dapur lalu kembali.
    6. Amati keadaan dan tanyakan diri Anda “Apakah masalah ini perlu membuat saya marah?” Carilah bantuan profesional jika Anda tidak mampu menanggulanginya.

0 comments:

Post a Comment

Teman